Rabu, 02 Mei 2012

Buka Mata, Buka Hati

Akhir2 ini gw sering banget baca atopun denger berita yang isinya soal pemerkosaan, tindakan pencabulan, dan sebagainya. Malah, hari ini, gw baca berita di twitter yang isinya "ayah mencabuli anak kandungnya sendiri". Deg! Gila gak tuh! Dunia emang udah tuuuuaa, kiamat udah deket kali yah *Naudzubillah*. Karena itu sebagai orang tua dan ibu yang punya anak perempuan, gak bisa ngebayangin deh adanya tindakan2 amoral kaya gitu kalo sampe menimpa anak ataupun keluarga terdekat kita *ketok meja 3x* *komat-kamit naudzubillah mindzalik*. Yah, sebagai orang tua yang punya anak di kehidupan modern seperti saat ini, dimana arus informasi sangat cepat dan mudah untuk di akses, terkadang bikin gw sebagai orang tua ketar ketir dan banyak menghela nafas. Bayangin aja, anak mana yang hari gini ga ngerti internet? gak ikutan mainan FB? gak ikutan buka2 website macem2? Whooaa! Ngebayanginnya aja gw udah ngeri.

Ditambah, setelah gw blogwalking dan mendapati postingan dari mba irra yang ini dan ini, makin ketar ketirlah gw membayangkan anak gw tumbuh 10 tahun mendatang. Apa kabar dunia??? Dan, memang segala pendidikan awal memang berasal dari keluarga, dari orang tua dan juga lingkungan. Seberapa besarpun kita berusaha untuk menjaga anak kita dari hal2 yang mengkhawatirkan, tetep aja belum cukup. Sebagai orang tua, kita berusaha mengajarkan dan memberikan yang terbaik untuk anak, salah satunya memberikan HP dengan tujuan awal supaya mudah berkomunikasi dengan anak, tapi lagi2, apakah perlu memberikan HP canggih dengan fasilitas mutakhir untuk anak yang masih belia? Mungkin dengan alesan sayang anak ataupun masalah prestige, tapi apa itu keputusan yang tepat? Atau memberikan kemudah fasilitas internet tanpa batas dan tanpa mengajarkan tanggung jawab berinternet cerdas, bisa2 anak2 kita jadi "salah gaul" dan malah terjerumus ke dalam hal2 yang mengerikan. Atau mungkin memberikan uang saku yang berlebihan? Arrrggghhh... banyak banget tantangan kita sebagai orang tua di kehidupan yang tidak lagi aman ini huhuhuuu...

Mungkin, saat ini, anak gw masih 1 tahun, but time flies so fast, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan mendidik anak tetep harus gw pikirkan dan tanamkan sejak dini, tentunya kerja sama antara ayah dan ibu adalah hal yang paling utama. Selanjutnya, gw masih harus banyak belajar dan mencari ilmu soal ini, dan yang pasti menanamkan nilai2 agama menjadi salah satu hal utama yang harus digembleng ke anak. Jadi inget, beberapa hari yang lalu gw baca twitternya @widimulia dan @mratuliu yang sedikit ngebahas hasil seminar yang diikutinnya dengan pembicara Ibu Elly Risman mengenai #PDbicaraSEXdenganANAK, berikut isi tweetnya:

Jika anak tidak pernah bertanya, bersusah hatilah. Pastikan dia tidak mendapat informasi yg salah dari sumber lain..

Saat anak bertanya kpd orang tuanya, berbahagialah. Itu modal utama utk jalur komunikasi ke depan. Insya Allah aman.
Dual parenting. Peran ayah tidak tergantikan oleh ibu dalam hal penegasan seksualitas pada anak. 


Faktanya hampir tiap hari di tv kita menyiarkan program/rekonstruksi perkosaan anak & balita.  
Media elektronik&cetak yg diakses anak byk yg mngandung unsur pornografi. Games,internet,hp,tv, vcd,komik,majalah, dsb

"86% anak usia SD kelas 4,5,6 yg diriset bu elly sudah pernah lihat film porno... Engkaukah itu anakku?" 

Ortu kurang punya waktu utk anak, tdk punya tujuan pengasuhan, hanyut dgn TREND, pasrah pendidikan agama n penerapan ke sekolah 

Tdk mbedakan p'asuhan anak laki & perempuan, pdhal mereka beda. Anak laki2 lbh butuh ayahnya, terutama diatas usia 7thn

"Jgn kau cabut dunia bermain anak2mu terlalu cepat, nanti kau temukan anakmu dewasa dgn mental yg kekanak2an" Neil Postman
Ortu memberi perangkat teknologi kpd anak tanpa tahu: akibat negatif, penelasan, persyaratan & peraturan agama

Cara komunikasi ortu msh pake cara jadul, tdk paham perasaan anak&remaja. Tdk paham cara kerja otaknya 

"Jgn mengulang sejarah! Rubah perilaku parenting kpd anak! Siapkan anak laki n perempuan kita mnuju dewasa" 
Mngasuh seksualitas anak btujuan: mpersiapkan anak mjadi calon istri/suami, calon ibu/ayah, calon pnanggung jwb keluarga

Seks: segala sesuatu yg berkaitan dgn alat kelamin, mjadi laki2 atau perempuan  

Seksualitas: totalitas kepribadian. Bgmn berbudaya, bersosialisasi, berseksual, menunjukan siapa diri kita.. 

Balita suka imajinasi. Pura2 main dokter2an/kawin2an.. Ajarkan explorasi emosi, jelaskan jg ttg sentuhan... 
Jenis sentuhan yg BOLEH: bahu keatas ( karena kasih sayang, mengusap, membelai kepala, memberi bedak, dsb)

Sentuhan yg membingungkan: dari bahu smp atas dengkul. Jelaskan detil kpd anak siapa aja yg boleh sentuh, siapa yg tidak

Sentuhan yg jelek: seseorang meraba2 bagian yg tertutup baju renang. Jelaskan detil apa saja, bentuk sentuhannya, dsb

"Mayoritas konsep diri anak cenderung sangat buruk. Krn ortu mengajarkannya dgn terburu2"  

Usia SD, ajari anak konsep diri, bfikir kritis, mandiri & b'tanggung jwb, bhati2 dgn teknologi, jadilah model teladan, proaktif 
Jgn tunda ajari anak seks & seksualitas sedini mgkn, jgn borongan! Jgn export tgg jwb! Hadirkan Allah dlm hidupnya...

Mengasuh seksualitas pada anak: ortu harus cepat menyikapinya dan mempersiapkan, melatih omongannya, jgn jaim, gunakan istilah kitab suci.

Ortu bagi tugas, jelaskan (misal dampak (+) (-) TV, internet, PS, HP). Siapa yg menjelaskan? Ayah/ibu? Kapan target menjelaskannyanya?
Rasa ingin tau anak ttg seks adalah wajar, konsekuensi dr pkembangannya. Ortu hrs siap jawab sesuai usia, kcerdasan anak

Kiat menghadapi pertanyaan yg mengejutkan dr anak: tenang & kontrol diri, tarik nafas panjang "take it iasy", 
Kiat menghadapi pertanyaan yg mengejutkan dr anak: cek pemahaman anak " yg kamu tau apa?". Ungkapkan apa yg anda rasakan " mama kaget, dsb"

Jawabnya: KISS( keep information short n simple) / PS (pendek & sederhana). Gunakan kesempatan emas ini utk menjelaskan

Kalau blm bisa jawab pertanyaan dr anak.. TUNDA. Jgn terlalu lama dan jgn lupa tepati janji utk menjawab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar