Senin, 18 Februari 2013

Mencari Segenggam Berlian di Negeri Kangguru!

Jadi begini, kali ini saya mau menuliskan pengalaman saya sang suami dalam mengais rejeki di negeri nya Ibu Julia Gillard ini. Seperti yang pernah saya katakan dahulu kala, kami datang ke OZ ini atas "undangan" pemerintah Australia, ciiiieee... Maksudnya, karena dapet beasiswa gitu, kalau harus merogoh kantong pribadi sih, mmmm... Gak sangguplah ya! Boleh dibilang, penerima beasiswa ADS ini cukup "nyaman" lah ya hidup di sini, artinya kita dapet jatah hidup yang lumayan pas di kantong, pas-pasan maksudnya :p kalau cuma buat tinggal, makan, dan kebutuhan sehari-hari sih, no problemo, tapi kalo mau sedikit hura-hura dan plesiran ke Sydney, Gold coast apalagi New Zealand ya gak cukup. Artinya, kudu cari "masukan" dari tempat lain. Nah, berdasarkan regulasi yang ada, student tuh boleh bekerja part time asal ga lebih dari 20 jam per minggu, CMIIW, sedangkan sang pemilik dependant visa kaya saya sebenernya bisa kerja full time. Akhirnya, kita pun, eh sang suami deh, memulai perjalanan "karier" nya sebagai "wait staff" di Melbourne.

Disini, cerita student yang nyambi part time work bukan suatu hal yang baru dan aneh, boleh dibilang, HAMPIR SEMUA masyarakat indo yg sekolah disini (mostly, yang beasiswa), pun nyambi part time work. Jangan anggap remeh dan sebelah mata ya, kalau liat berapa penghasilan per jam nya, bikin ngiler deh. Bayangin aja, kerja part time seminggu disini, take home pay nya bisa sama kaya orang kerja KANTORAN -yang kerja dari pagi buta ampe malem- di Jakarta! Ckckck...

Kalau kamu kebetulan lagi holiday ke Melbourne, jangan lupa sempetin main2 ke Victoria Market yang terkenal itu, nah, bisa diliat deh kebanyakan yang jaga toko tuh orang Indonesia. Jadi, gak perlu sok sok an pake bahasa inggris ya, ngomong, "punten" juga pada ngerti :p

Okay, sebenernya sih gak semuanya part time di pasar, pun di pasar bukan cuma jaga toko aja, tapi ada juga yang bagian buka-tutup (set up - pack up) toko, selain itu ada juga yang kerja di resto, baik jadi waiter, chef ataupun kitchenhand nya. Seperti sang suami, kebetulan sama-sama jadi wait staff tapi di toko souvenir yang lokasinya di deket Southern Cross Station. Bedanya, kalo kerjanya di pasar, terserah deh ya mau pake baju apaan, kaos kutung, celana pendek atau pake sendal juga sekarepmu lah. Kalau sang suami harus pake baju rapi ala kantoran. Pake kemeja, celana bahan plus sepatu pantofel ckckck! Malah ngeliat suami pake baju rapi gitu, berasa kerja kantoran kaya di indo. Sama sih rapinya, cuma beda di duit yang diterima aja :p

Dan, berikut foto-foto sang ayah yang lagi mencari segenggam berlian di Melbourne!



Nah, foto diatas diambil saat saya dan bocil main-main ke "kantor" ayah :p sekalian nungguin jam kantor ayah berakhir, yaudah deh foto-fotoin aja. Buat kenang-kenangan si ayah. Atau buat bukti dan saksi hidup cerita perjalanan kita di Melbourne, mmm... atau mungkin suatu saat bisa buat "cerita pembuka" si ayah yang mungkin bisa bernasib seperti Denny Indrayana, yang alumnus Unimelb juga, pernah kerja part time set up - pack up toko di Vicmart, jadi Wamen dan ngisi seminar  gitu di Unimelb, mari kita Aminin berjamaah, AMIIIIIN.....


Dan, di foto terakhir, seperti biasa bocil yang gak bisa diem selagi nungguin ayahnya kerja, mondar-mandir dan ngeberantakin barang-barang di sana hehe, eh gak ngeberantakin deh, cuma seneng pegang-pegang aja trus dikembaliin lagi deh ke tempatnya. Pinter ya sayang...

Jadi, kalau kamu berfikir selagi kita tinggal di negara orang, kerjaan kita cuma jalan-jalan doang, seneng-seneng, trus pasang foto-foto di Facebook dan bernarsis ria, gitu??? Itu menurut kamu?? Ah, memang begitu kenyataannya :p Study hard (for ayah), work hard ( for ayah), shop hard (for bunda) and play hard for all... Happy family!!!

Gudeg, Aku PADAMU!

Eh, iya baru sadar, kalau saya gak pernah posting tentang wisata kuliner di Melbourne. Ya soalnya kita emang gak hobi wisata kuliner sih :p Tapi kali ini pengecualian. Berhubung sudah tidak bisa lagi dibendung rasa kangen kami yang menggebu-gebu, maka datanglah kami ke restoran indonesia yang menjual masakan khas jogyakarta, yaitu gudeg! Sudah sangat tersohor sih buat mereka yang lagi kangen makanan bersantan dan manis ini, pasti rela" ngebela-belain" dateng ke sini. Kenapa pake tanda kutip? Karena emang ni resto letaknya bukan disekitaran city, alias di suburb yang cukup jauh dari kota, bayangkan, mau makan gudeg aja kita harus menempuh perjalanan sekitar 1jam, untungnya rasa gudegnya boleh diacungin jempol. Kalau gak, bisa kapok kita. Buat saya, ini kunjungan pertama makan gudeg di melbourne, bayangkan hampir 1,5tahun lidah saya tidak mengecap manisnya nangka berbalut gurihnya santan plus kenyel2 sayur krecek. Ahhh... Kamu tidak tau rasanya!

Di indonesia, mungkin gudeg buka menu makanan favorit saya, tapi percayalah di negeri ini, apapun jenis makanan tanah air yang kaya bumbu, cabe, santan atau apapun akan jadi menu makanan favorit kita. Karena makanan2 itu sangatlah langka, berharga dan tidak ada duanya! Oh... Saya mulai kangen dengan bebek goreng dekat rumah saya yuuuummm... 



Resto : Warung Gudeg
Lokasi : 276 Clayton Road, Clayton Victoria 3168
Menu : Masakan Indonesia (Gudeg)



Si Cemong

Ceritanya, bocil pengen ngambil kapur yang ditaro di jendela. Berhubung jendelanya tinggi, bocil pun bersusah payah untuk menjangkau si kapur. Saya yang sudah memperhatikan gerak-geriknya hanya membiarkan bocil mencoba mengambil sendiri, sampe saat dia merasa tidak mampu dan meminta bantuan. Ternyata, dengan keukeuhnya, bocil tetep menggapai2 tempat kapur sampai tiba2, gedubraaaak! *eh yang jatuh tempat kapurnya ya, bukan bocil* itu kapur jatuh berserakan ke karpet. Well, baguslah jerih payahnya membuahkan hasil, walaupun mukanya jadi cemong ketumpahan kapur. Well done, baby!


Ke Bekasi, aku kan kembali...

Sebenernya, perasaaan ini cukup "mengganjal" dan sangat mempengaruhi kehidupan pribadi saya *jielah, biar dikira lagi menghadapi peliknya masalah bangsa dan negara*. Ya, harus saya akui, kegelisahan ini timbul karena waktu yang tiba2 berjalan begitu cepat dan, taaaraaaa... Detik-detik kepulangan ke indo berasa cepat sekali. Katakan saya galau! Yah, deep down inside, i don't wanna go home.

Hal ini pun akhirnya mempengaruhi perasaan terdalam saya. Tiba2 saya merasa sendu, sedih dan seperti tidak ingin melewatkan sedetik waktu tanpa berkontemplasi, errr begitulah! Jadi saat lagi bepergian, kadang suka mandangin pemandangan dengan pandangan nanar, melihat kebiasaan orang, yaaaah berasa melankolis lah, seperti abis diputusin pacar uhuk!

Sampai akhirnya, sang suami sempat bercanda dan berkata, "emangnya ga kangen keluarga?" Deg! Saya pun terdiam. Beribu2 kata berloncatan dalam hati ingin merangkai kalimat, namun ternyata satu kata pun tak sanggup keluar dari bibirku.

Akhirnya, sayapun termenung, diam dan berdoa. Saya pasrahkan, ikhlaskan semua rasa ini. Jakarta memang keras, bung! Saya tahu itu. Tapi mungkin di sanalah saya temui "hidup" dan akan tetap hidup!

Ke Jakarta aku kan kembaliiiiiiiiiiiiiiiii... Walaupun apa yang kan kan terjadi :)

Eh, ke Bekasi ding!

Selasa, 12 Februari 2013

When she said so!

Semalem, saat kita lagi kumpul dan nonton TV serial terbarunya The Big Bang Theory, bocil udah mulai merengek ngantuk. Seperti biasa, ritual mau bobo malem adalah harus MIMI. Biasanya sih, cukup ngegandeng bundanya buat ke kamar, mimi, gulang-guling, trus bobo. Eh, ternyata, semalem beda skenarionya. Bocil pengen ditemenin ayahnya juga. Berhubung, lagi nonton seru, si ayah yang udah diajak ke kamar, masih sibuk ngeliatin TV aja, sambil manggut-manggut. Akhirnya, tanpa ngomong aiueo, bocil jalan ke depan TV, trus dengan semena-menanya pencet tombol OFF dan ngeloyor ke kamar. Artinya, titah baginda putri tidak boleh di NOMOR DUAKAN!!! Mengerti ayah?!!! Tinggal ayah dan bundanya yang terperangah dan cekikikan ngeliat tingkah bocil yang ngegemesin :p

Jumat, 08 Februari 2013

Melbourne Zoo 2

Duluuuu banget waktu pertama kali dateng ke Melbourne, sebenernnya kita udah pernah main ke Melbourne Zoo tapi Ara masih kecil, jadi belum ngerti apa-apa. Nah, kali ini untuk menyenangkan hati anak, yaudah yuk main ke zoo lagi deh. 

Berikut foto-fotonya:













Carribean Gardens











Location : 1280 Ferntree Gully Road, Scoresby, Victoria, 3179

STOP SMOKING START REPAIRING!

Warning: Postingan berikut ini akan banyak memuat gambar-gambar yang kurang sedap dipandang mata di kemasan rokok yang saya temui di sini. Jadi, bagi yang tidak bisa melihat gambar-gambar mengerikan, sebaiknya jangan baca postingan berikut.

Suatu ketika, ketika sedang berjalan-jalan di tengah kota, saya melihat bungkus rokok yang tergeletak sembarangan di rerumputan, yah meski sudah tinggal di negara maju, sekali - dua kali masih suka saya melihat sampah bertebaran dipinggir jalan. Awalnya, saya iseng memfoto dan mem-posting di twitter, sampai akhirnya mencoba menuliskannya di blog. Mungkin, akan bermanfaat bagi yang kebetulan membacanya. Semoga!

Seperti yang bisa dilihat, bungkus rokok yang ada di sini memang sengaja di desain sedemikian rupa agar tidak menarik bagi para perokok. Bukan tanpa alasan, dan bukan hanya di Australia saja ternyata yang juga menggunakan ide sejenis pada kemasan bungkus rokok, sebut saja di Kanada, Eropa, Norwegia, India dan banyak negara lain di dunia yang sudah menggunakan kemasan rokok seperti ini, disebut juga sebagai Plain Cigarette Packaging.

Plain cigarette packaging, also known as generic, standardised or homogenous packaging, refers to packaging that requires the removal of all branding (colours, imagery, corporate logos and trademarks), permitting manufacturers to print only the brand name in a mandated size, font and place on the pack, in addition to the health warnings and any other legally mandated information such as toxic constituents and tax-paid stamps. The appearance of all tobacco packs is standardised including the colour of the pack. (source: Wikipedia)

Berikut beberapa kemasan rokok yang sempat saya temui dan abadikan:

Sumber: Koleksi pribadi

Di Australia sendiri, kemasan seperti ini baru mulai diedarkan pada tanggal 1 Desember 2012, perusahaan harus menjual rokok dengan kemasan logo free dan berwarna dark brown. Berdasarkan survey, ditemukan bahwa warna olive green adalah warna yang sangat tidak menarik untuk dijadikan kemasan rokok, terutama bagi anak muda. Dan diharapkan, dengan kemasan seperti ini, akan mengurangi minat masyarakat, khususnya anak muda untuk merokok.


sumber: Google

Bandingkan dengan di Indonesia, peringatan merokok hanya dijadikan "hiasan" saja. Terlepas, dengan pro dan kontra nya merokok, tentunya semua itu kembali kepada kesadaran diri masing-masing. Lalu, mungkinkan Indonesia akan menerapkan regulasi Plain cigarette packaging seperti yang sudah diterapkan banyak negara di dunia? Mari kita lihat satu tahun, dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun mendatang.

Padahal, kalau saja kita mau berhenti merokok, akan ada banyak keuntungan yang kita dapat, seperti:

Sumber: Google

- In 8 hours : excess carbon monoxide is out of your blood 
- In 5 days : most of nicotines is out of your body
- In 1 week : your sense of taste and smell improves
- In 1 month : better blood flow is improving your skin
- In 3 months : your lung function has increased 30%
- In 9 months : your risk of pregnancy complications is the same as a non smoker
- In 12 months : your risk of heart disease has halved
- In 1 year : a pack-a-day smoker will save $4,000


Finger Painting

Bingung mencari aktivitas buat sikecil? Kenapa tidak mencoba finger painting? Kegiatan ini bisa dilakukan oleh anak-anak dari usia 1 tahun ke atas. Kegiatan ini baik untuk motorik dan mengasah kemampuan si kecil mengenal warna. Kebetulan, Ara (22 mos) sedang senang menggambar dan bermain warna, jadi kegiatan finger painting bisa menjadi alternatif yang menyenangkan untuk dicoba. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Ara bermain finger painting, beberapa kali Ara mencobanya di childcare dan senang sekali, sekarang waktunya membuat finger painting di rumah.

Untuk aktivitas finger painting ini, bahan-bahan yang dibutuhkan sangat lah mudah, kegiatannya juga bisa dilakukan kapan saja, namun sebaiknya dilakukan di luar ruangan (outdoor) agar lantai atau karpet tidak menjadi korban dan agar mudah untuk mengeringkan hasil finger painting. Berikut peralatan yang perlu disiapkan sebelum bermain finger painting:

1. Cat air, sebaiknya yang washable, dan non toxic
2. Alas plastik, untuk menghindari cat air tumpah dan mengotori lantai
3. Alas baju, seperti ponco khusus melukis, Ara tidak pakai karena tidak punya :p
4. Kertas atau media yang ingin dilukis
5. Wadah untuk tempat cat air
6. Tisu

Jika semua peralatan sudah tersedia, sebaiknya si kecil juga dalam keadaan kenyang dan tidak mengantuk agar kegiatan melukis tetap menyenangkan. Selanjutnya, biarkan si kecil berkreasi, baik menggunakan kuas ataupun jari-jari mungilnya. Jangan lupa, abadikan momen-momen kreatif si kecil dan pajang hasil karyanya di rumah.



"Look at me. Look at me. Look at me NOW. It is fun to have fun. But you have to know how." 
- Dr. Seuss, The Cat in The Hat -

Jumat, 01 Februari 2013

G'day Mate!

Oh okay. Postingan ini terinspirasi dari bocil sebenernya. Beberapa hari yang lalu, sepulang dari childcare, tiba2 bocil bilang, "Bikkie... Bikkie.." Sambil menengadahkan tanggannya ke gw, yang artinya dia minta sesuatu yang bernama "bikkie". Errr... Gw yang emang kadang masih suka lost in words sama bocil, akhirnya mikir bentar, sambil ngebatin nih bocil ngomong apa yak! Eh, tiba2 gw inget, salah satu carernya pernah cerita ke gw kalo bocil lagi gak mau makan di childcare, kurang lebih gini lah ya obrolannya, carernya bilang, "she didn't want any food, she just ate bikkies". Mmm... I remember now, she asked for biscuits!!!

Gw cuma bisa senyum2 aja ngedenger ara ngomong gitu, bercampur-campurlah vocab nya ara, karena emang gw kan tetep ngomong bahasa Indonesia sama bocil, tapi childcare kan pasti dia denger bahasa Inggris, nah jadi begitulah campur-campur lah, asal gak kaya cincahhh loraks aja ya :p Emang sih, yang gw tau Aussie banyak ngomong slang words dan typical yg suka nyingkat2 kata gitu. Bahkan untuk namapun mereka hobi nyingkat, misal: Colleen jadi Cols, Natalie jadi Nate, Robbert jadi Robbo dan banyak lainnya. Trus juga aksen Aussie kan gitu deeeeh, gak jelas banget, ngomongnya kaya kumur2, mulutnya mangap seadanya doang *sigh*. Awal2 gw dateng aja, gw berasa dudul bgt, pernah gw ditanya ama nurse di health centre dan gw bagaikan kena sirep, dy ngomong apa dan gw gak ngeh sama sekali hehe.

Nah, seiring gw suka ikutan spouse program, jadi suka dikasih tau lah bahasa2 slang yg biasa dipake ama Aussie, cuma sebenernya tetep aja gw juga jarang make itu kata-katanya, lupa juga deh! Terus ngedenger bocil ngomong "bikkie", gw jadi tergelitik menuliskan beberapa slang words yang sering dipake disini. 


G'day = good day, kata sapaan yang biasa dipake, dibandingkan Good morning etc.
Mate = friend, baik yang dikenal ataupun gak kenal dan biasanya kata sapa untuk laki2
Brekkie = breakfast
Cuppa = a cup of tea/coffee

Barbie = barbecue
Nappy = diaper
Pram = stroller
Arvo = Afternoon
Aussie = Australian
Biscuit / Bikkie = Cookie
Footy = football
Flat chat, flat out = very busy
Good on ya = Well done
No worries, she'll be right = That's OK!
Reckon! = Absolutely
Too Right = Absolutely
Vegies = vegetables
Jumper = sweater
Sunnies = Sunglasses
Thong = Flip flop
Prezzie = Present, Gift
Chrissie = Christmas
Macca = Mc Donald