Kamis, 10 Januari 2013

BUNDAAAAAAAA!!!

Di hari kedua masa period gw, izinkan gw berkeluh kesah dan menumpahkan segenap perasaan gw hari ini! 

Berapa banyak Ibu Indnesia yang minta dipanggil "BUNDA" sama anaknya??? Saat ini sih gw yakin BANYAK banget ya. BUNDA, sounds very nice. Berasa keibuan, lemah lembut, cantik, dan very nurturing.  Gak ada alesan yang spesifik yang ngebuat gw dan suami pada akhirnya sepakat melabelkan diri menjadi "ayah-bunda". Oh, mungkin hanya untuk membuat sedikit perbedaan, karena kebetulan gw dan suoami sama2 manggil orang tua kita dengan sebutan "mama-papa". See? Nothing's special! Bisa aja sih dipanggil Ibu-Bapak, tapi gak kepikiran pengen dipanggil itu, atau "Mami-Papi", ah... sounds not so us! Atau mungkin "Mom-Dad" errr... kaya bule? bulepotan iya huhu... So, what's left? "Ayah-Bunda", ah... itu yang paling enak didenger kuping kayanya :)

Oke, gw pikir, gak bakalan ada masalah dengan pelabelan "ayah-bunda" ini! Menginjak usia 6 bulan, saatnya bayi mulai berceloteh, dan kemampuan verbalnya mulai berkembang. Seiring waktu berlalu, hari demi hari, waktu demi waktu, berjalan, berkejar-kejaran dengan bumi yang terus berputar, dan sampai detik ini, cuma kata "AYAH" yang bisa dengan sempurna dilafalkan sama Ara. 

Is it that hard calling me "BUNDA"? Awalnya, cuma kata "da" yang terdengar, lama kelamaan dibandingkan nyebut kata "bunda", malah lebih sering terdengar kata "mimi" terlontar dari mulut kecilnya. Dan, akhirnya, kata BUNDA dan ZUMBA terdengar mirip pelafalannya.

AM I DESPRERATE? YES!!! I'm dying to hear she calls me BUNDA.

BUNDAAAAAAAAAAA....!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar