Sabtu, 30 Maret 2013

Children's Book Festival 2013

Hari itu, memang rasanya hati ini sedang terbakar emosi. Memang sejak beberapa  hari sebelumnya, saya sudah merasakan bahwa hormon Progesteron saya sedang on fire, entah gejala Pre Menstruasi Syndrome yang datang lebih awal atau memang karena emosi yang tak tersalurkan, rasanya hati tak menentu. Akhirnya, saya putuskan membawa Ara berjalan-jalan, sekaligus mencoba meredam emosi dengan menghirup udara segar di luar sana. Mengunjungi State Library of Victoria menjadi pilihan saya, karena kebetulan sedang ada exhibition di sana, Children's Book Festival 2013, sepertinya tempat yang cocok untuk sekedar berjalan-jalan bersama si kecil. Sedikit kaget karena ternyata ini event besar, saya tidak mengira festival buku di sini sangat meriah plus ditambah beragam aktivitas menyenangkan untuk anak-anak. Memang, pilihan saya mendatangi festival ini harus diacungkan jempol.



Sebagai orang dewasa pun, saya sangat antusias melihat euforia para orang tua dan anak-anak yang mengikuti berbagai aktivitas di sini. Tak heran, State Library hari itu dipenuhi oleh orang tua, anak-anak, serta stroller mereka. Meriah. Satu kata yang sempat terbesit di benak saya. Tak membuang-buang waktu, saya dan Ara langsung menyusuri dan ikut bergabung dalam keramaian. Festival ini diselenggarakan di beberapa area library, ada di bagian luar, tengah, samping dan bagian dalam. Ada booth story telling, face painting, performance, ada aktivitas untuk anak, ada mobile animal farm, ada meet and greet with children's authors and illustrators, dan masih banyak aktivitas lain yang menyenangkan. Yang lebih menggembirakan adalah karena event ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.

Penasaran, saya pun mengajak Ara mencoba beberapa aktivitas baik di dalam ataupun di luar library, diantaranya berpartisipasi di booth story telling, di sini, anak-anak diajak untuk membaca buku cerita, kemudian akan diberi sticker yang akan ditempel di Let's Read Passport. Setelah 4 sticker berhasil dikumpulkan, passport tersebut akan menjadi tiket untuk mendapatkan goodie bag. Ara juga sempat mencoba aktivitas painting di atas kain putih. Kemudian, sempat juga mencoba aktivitas menempel dan menghias gambar cupcake. Dan, yang paling seru adalah mencoba face painting. Ini adalah kali pertama Ara mencoba face painting, awalnya saya sempat khawatir Ara tidak mau di gambar mukanya oleh orang lain, apalagi untuk face painting kami harus mengantri cukup lama, saya takut mood Ara berubah jelek karena harus lama menunggu. Agar Ara tidak mudah bosan, saya mengajaknya melihat hasil face painting di muka anak-anak lain dan meminta Ara menentukan gambar apa yang akan dilukis di mukanya. Setelah menunggu lebih dari 10 menit, Ara pun mendapat giliran dilukis, Ara duduk dipangkuan saya dan dengan sabar menanti hasil lukisannya selesai, ternyata Ara senang sekali dengan hasil gambar rainbow di mukanya. Saya pun ikut senang karena tidak mengira Ara sangat kooperatif sekali. 



Lucunya, sampai rumah, Ara pun tidak sabar menyebarkan kebahagiaan ke Ayahnya. Benar saja, begitu Ayah sampai, langsung teriak-teriak heboh sambil menunjuk ke arah mukanya. Bahkan, saking senangnya dengan hasil face painting, Ara tidak mau dicuci mukanya saat menjelang tidur. Well, kid will always be kid :) And, it successfully took my bad feelings away.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar